Refleksi: Berbagi Kasih Bersama Kelompok Marginal
Oleh: Fransisko Mario Bokos Siswa SMAN Plus Kopi Colol |
Foto bersama guru dan siswa-siswi SMAN Plus Kopi Colol dengan ibu korban kebakaran rumah di Kampung Ngkiong, beberapa waktu lalu. |
Pertama-tama kami mengunjungi keluarga korban kebakaran rumah di Kampung Ngkiong, Desa Ngkiong Dora,
Masih kegiatan berbagi kasih, Setelah itu kami mengunjungi salah seorang janda miskin di Kampung Colol, Desa Colol.
Di setiap tempat yang kami kunjungi, saya mendapat kesan yang hampir sama yakni mereka menanti kami dengan perasaan senang sekaligus harapan.
Ketika kami tiba, saya melihat mereka sudah menunggu. Mereka terlihat senang ketika saya dan teman-teman datang. Kami disambut dengan bahagia dan ramah oleh mereka.
Rombongan siswa-siswi SMAN Plus Kopi Colol, saat kunjungan berbagi kasih di Rumah janda miskin di Kampung Colol, beberapa waktu lalu. |
Setibanya di rumah janda miskin itu, kami langsung memberikan apa yang bisa kami sumbangkan seadanya untuk membantu mereka.
"Ya, mereka sangat senang menerima pemberian kami".
Setelah itu, kami mengajak mereka berbicara tentang pengalaman hidup mereka. Satu kisah yang banyak menginspirasi kami adalah cerita seorang ibu (janda) tentang anaknya.
Ia mengatakan bahwa ia juga mempunyai anak yang seumuran kami, ia sangat menginginkan anaknya bertumbuh, dan bisa mendapatkan pendidikan yang layak sama seperti kami.
Tetapi sayang, anaknya itu sudah berhenti sekolah entah apa alasannya. Ia begitu merasa sedih meratapi nasip yang dialaminya. Kami berusaha menghibur dan menenangkan sang ibu itu, sampai tenang.
Ketika kegiatan kunjuangan itu selesai, sepatah ucapan terimakasih sontak yang keluar dari mulut mereka atas kunjungan kami. Dan kamipun segera berpamitan pulang. Tetapi sebelum kami beranjak, mereka berpesan kepada kami untuk selalu bersyukur atas apa yang kami miliki sekarang dan berjanji akan selalu mendoakan segala perjuangan hidup serta pendidikan kami.
Secara pribadi, ini sungguh menjadi pengalaman dan pelajaran berharga bagi saya.
Adapun pelajaran penting dari kegiatan ini untuk saya adalah: Pertama, saya belajar untuk tahu menghargai dan bersyukur atas segala hal yang saya miliki saat ini. Ketika hidup tanpa persoalan saya merasa hidup ini tidak perlu disyukuri. Namun pengalaman kunjungan ini membuat saya sadar bahwa hidup merupakan sesuatu yang sangat berharga untuk diperjuangkan.
Kedua, saya belajar untuk lebih peka pada penderitaan dan kebutuhan sesama. Kepekaan yang kami tunjukkan dalam kegiatan ini adalah berbagi kasih kepada para korban kebakaran rumah dan salah satu janda miskin. Setelah berbagi dengan mereka, saya merasa sangat senang. Karena itu dalam hati saya berkata “Terima kasih Yesus, karena diberi kesempatan untuk berbagi bersama mereka dan mereka boleh merasakan sentuhan kasih dari saya dan teman-teman.
Ketiga, Saya sadar bahwa pemberian kami tidak dapat mengubah hidup mereka, namun kunjungan hangat dan bantuan yang kami berikan (walau tak seberapa) sangat berarti bagi mereka. Mereka tidak melihat seberapa besar sumbangan kami, namun perhatian dan kasih sayang atas kunjungan hari itu menjadi harapan besar bagi hidup mereka.
Keempat, dari kegiatan ini saya juga belajar bahwa ada orang yang tidak seberuntung kami dalam menjalani hidup tetapi mereka tidak patah semangat dalam menjalankan kehidupan.
Kami semua yang pergi berkunjung umumnya adalah orang yang beruntung karena mendapat banyak dukungan dari keluarga yang utuh, mendapat pendidikan yang layak dan mendapat pelajaran penting dari para keluarga yang kami kunjugi. Hal inilah yang seharusnya membuat kami lebih bersemangat dalam belajar, dan lebih berjuang menjalankan kehidupan ke depan.
Selain itu kami juga belajar untuk selalu mengingat orang-orang yang sangat membutuhkan. Itulah Valentine bagi kami….
Komentar